© 2013 FFD |
Rangkaian acara Festival Film Dokumenter 2013 resmi berakhir dengan adanya acara penutupan dan penganugerahan pada hari Sabtu (14/12). Bertempat di Gedung Societet Taman Budaya
Yogyakarta, dihadiri
oleh para filmmaker serta penonton
umum, acara ini diawali dengan pembukaan oleh MC dan sambutan oleh Ayu Dyah Cempaka
selaku penanggung jawab kompetisi. “Tahun ini ada 95 film Indonesia yang didaftarkan
dalam kompetisi. Jumlah ini merupakan jumlah terbanyak dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya,”
kata Ayu.
Dari 95 film tersebut kemudian terpilih 17 finalis yang
terbagi dalam kategori Dokumenter Panjang (5 film), Dokumenter Pendek (7 film) dan Dokumenter Pelajar (7 film). Acara dilanjutkan dengan
pembacaan penghargaan film favorit dengan sambutan terbanyak dari penonton yang
dibacakan oleh Franciscus Apriwan selaku direktur festival. “Tahun ini ada
penghargaan baru yang diberikan kepada satu film favorit penonton,” kata Iwan. Adapun film
yang menjuarai kategori ini adalah film Begini
Lho, Ed! karya sutradara Lasja F. Susatyo dan Alit Ambara. Sayangnya,
sutradara terkait tidak hadir dalam acara
penganugerahan ini.
© 2013 FFD |
Sementara itu, penghargaan sebagai film Dokumenter Pelajar terbaik jatuh pada
film Kampung Tudung karya sutradara Yuni
Etifah. Dalam kategori yang sama, Special Mention Award diraih oleh
film Ksatria Sembrani karya Hestian
Febriani. Untuk kategori Film Dokumenter Pendek, The Flaneurs #3 dengan sutradara Aryo Danusiri berhasil menjadi
pemenang. Sedangkan dalam kategori Film Dokumenter Panjang, penghargaan sebagai
film terbaik diraih oleh film Anak
Sabiran, Di balik Cahaya Gemerlapan (Sang Arsip) karya sutradara Hafiz
Rancajale. Selanjutnya, masih pada kategori yang sama, Special Mention Award diberikan kepada
film Di Balik
Frekuensi karya sutradara Ucu Agustin. Setelah
pembacaan peraih penghargaan, acara ditutup dengan closing
speech oleh Iwan yang menggantikan Dhany (Manajer Festival) yang berhalangan hadir
karena dirawat di rumah sakit. “Festival ini dibentuk sebagai ruang kritik
terhadap film dokumenter di Indonesia,” tutur Iwan. Acara
ditutup dengan pemutaran film Dokumenter Pelajar terbaik, Kampung Tudung, karya sutradara Yuni
Etifah. Selanjutnya pengunjung dipersilakan
untuk menikmati suguhan yang disediakan di lobi Societet.